Bagaimana keadaan disekitar kita,
apakah masuk dalam kategori Kapitalis, Liberal, atau Ancaman Internal –
Eksternal Indonesia? Menurut hemat saya, keadaan di sekitar kita termasuk dalam
kategori ancaman internal. Semakin canggihnya tekhnologi semakin cepat pula
informasi merambah ke segala penjuru dunia. Adapun informasi yang bisa didapat
oleh masyarakat sekitar adalah informasi yang positif dan membangun ada juga informasi
yang negatif dan membawa bahaya.
Sesuai dengan artikel yang termuat di
news.detik.com tanggal 7 september 2016 dituliskan bahwa Ada lima bentuk ancaman internal yang harus dihadapi bangsa Indonesia
saat ini. Lima ancaman itu adalah radikalisme dan terorisme, narkoba, korupsi,
ketimpangan sosial, dan penghinaan terhadap bangsa dan negara. Meskipun
artikel tersebut telah berusia setahun yang lalu tapi, persoalan mengenai
ancaman internal Indonesia terjadi hingga saat ini bahkan semakin bertambah
dengan berjalannya waktu.
Ancaman yang pertama, mengenai radikalisme dann
terorisme. Pada tahun ini ancaman radikalisme dan terorisme termasuk dalam
kategori genting atau dan perlu kewaspadaan yang tinggi bahkan penanganan
khusus, hal ini terbukti dengan adanya pemutaran film G30S/PKI diseluruh
wilayah Indonesia, bahkan disetiap Desa,
Pemerintahan, Perguruan Tinggi hingga di tayangkan di Televisi pada tanggal 29 September 2017. Pemutaran film ini dilakukan dengan harapan
bahwa masyarakat mengerti bahwa PKI itu membahayakan kesatuan dan
keberlangsungan bangsa Indonesia khususnya para remaja yang akan menjadi
penerus bangsa agar mereka mengetahui bagaimana kekejaman PKI yang terjadi pada
tahun 1965.
Ancaman yang kedua, bahaya
narkoba semakin merajalela, banyak anak usia muda, dewasa hingga tua yang
terjerumus pada narkoba. Badan Narkotika
Nasional (BNN) mencatat sudah ada 423 kasus di seluruh Indonesia, yang sudah
ditangani (Republika.co.id/04 Agustus 2017). Tahun 2017 belum berakhir
jadi, ada kemungkinan penambahan dalam jumlah kasus narkoba. Dalam kasus
narkoba tidak hanya yang berjenis kelamin laki-laki namun ada juga wanita yang
terjerumus dalam kasus ini.
Ancaman yang ketiga,
kasus korupsi. Seperti yang
diterbitkan Kompas.com - 13/07/2017, 15:37 WIB. Fahd
Didakwa Terima Rp 3,4 Miliar dalam Korupsi Pengadaan Al Quran. Membaca judul
dari artikel ini sungguh merinding, kesal dan rasanya wajah telah memerah
karena memendam kemarahan yang mendalam. Bagaimana tidak, pengadaan Al Quran
Tahun anggaran 2011-2012 diadakan penyelewengan oleh terdakwa. Bisa kita
bayangkan apa yang akan terjadi pada kasus korupsi selanjutnya jika pengadaan
Al Quran saja bisa dimanipulasi bagaimana dengan dengan pengadaaan barang/jasa
yang lainnya?.
Ancaman yang keempat
adalah ketimpangan sosial.
Ketimpangan sosial yang sangat terlihat yakni masih banyak pengangguran di
masyarakat. Pengangguran ini timbul karena minimnya pendidikan yang ditempuh
hingga kemampuan individu.
–mengambil contoh di Probolinggo- Bupati
Probolinggo Puput Tantriana Sari menyebut Kecamatan Tiris, Krucil dan Maron,
sebagai kecamatan paling miskin (Kompas.com - 25/03/2017, 12:38 WIB).
Karena masih ada masyarakat miskin inilah maka ketimpangan sosial juga termasuk
dalam ancaman internal bangsa Indonesia.
Ancaman internal bangsa Indonesia yang kelima
yakni penghinaan terhadap bangsa dan negara. Target Hukum
Online. Pati - Saat latihan bersama di Australia, personel TNI menemukan materi
yang terpampang pada dinding pangkalan militer Australia yang menghina dasar
negara Indonesia, Pancasila. Dalam tulisan tersebut, Pancasila diplesetkan
menjadi PANCAGILA, “lima prinsip gila(http://www.targethukum.info). Pancasila sebagai dasar dari
negara Indonesia harus dijaga kehormatannya dan diterapkan semua nilai-nilai
yang terkadung didalamnya, namun ada saja beberapa negara yang ‘iri’ dengan
ideologi bangsa kita, mungkin karena
bangsa kita memiliki ideologi luar biasa yang tidak ada tandingannya di dunia
sehingga banyak pula penghinaan-penghinaan terhadap bangsa. Dan hal ini harus
lebih diperhatikan dan ditindaklanjutin lagi. (Siti Aisyah –FISIP- 7B : 14.341.0084)
0 komentar:
Posting Komentar