PENGERTIAN,
KATA, DAN TERMINOLOGI LOGIKA
Dosen
Pengampu : Ach. Noor Busthomi, SH., M.Si
Penyusun :
1.
Siti Aisyah
2.
Harmanto
3.
Fahrul Ramadhan
4.
Dia Intan
FAKULTAS
ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS
PANCA MARGA PROBOLINGGO
Jln. Yos Sudarso, No. 107, Pabean,
Dringu, Probolinggo. 64271
KATA
PENGANTAR
Puji syukur
kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya kepada
kami. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pengertian, Kata, Dan Terminologi Logika”
dengan tepat waktu. Adapun makalah ini kami ajukan untuk memenuhi salah
satu tugas mata kuliah Asas-Asas Manajemen. Tidak lupa Kami juga ingin
mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian makalah ini, terutama:
- Bapak Ach. Noor Busthomi, SH., M.Si selaku
Dosen Mata Kuliah Dasar-dasar
Logika, yang telah memberikan ilmu serta pengarahannya dalam penyusunan
makalah ini.
- Kedua orang tua kami yang telah memberikan
sumbangan besar baik berupa dukungan moral maupun dukungan materi.
- Teman-teman yang telah memberikan semangat moral
serta bantuan kajian penyusunan makalah.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini
masih terdapat banyak kekurangan dan perlu dilakukan revisi dan perbaikan di kemudian
hari. Oleh karena itu kami sebagai penyusun sangat mengapresiasi dan
mengharapkan kritikan yang masuk maupun saran dari pihak manapun terhadap
makalah ini demi kesempurnaan makalah berikutnya.
-Penyusun-
BAB. I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang
Seiring
berjalannya waktu, perubahan demi perubahan dilakukan, dari yang tradisional
menjadi modern, begitu pula dengan pemikiran kita, semkin hari semakin
berkembang, maka dari itu logika sangat dibutuhkan dalam kegiatan berfikir
sehari-hari.
Keistimewaan manusia dari segala
sesuatu adalah manusia karena punya akal fikiran. Maka manusia dengan
fikirannya merupakan isi dari alam ini, yang mana tidak ada yang mulia di dunia
ini, kecuali manusia yang berakalnya. Salah satu fungsi akal dalam kehidupan
manusia tiada lain sebagai petunjuk jalan guna memilih yang bermanfaat dan
meninggalkan yang mudharat.
Berbagai kenyataan di lapangan yang
ditemukan penulis seputar berpikir kritis, analitik, dan logic, jauh
dari harapan penulis bagi sebuah masyarakat modern yang menjunjung tinggi ilmu
pengetahuan sebagai salah satu kebutuhan dalam kehidupannya.
Islam sebagai agama yang menjunjung
tinggi akal pikiran benar-benar menganjurkan ummatnya untuk melakukan apapun
dengan landasan ilmiah yang memiliki akurasi data yang baik, dan benar.Sehingga
ditemukan pemahaman “BAL” dalam bertindak; Benar-Akurat-Lengkap. Filsafat
melalui salah satu cabangnya, memberikan jalan keluarnya dengan istilah logika
yang juga banyak dikenal di dunia Islam dengan istilah mantiq, yang juga
memiliki cabang alat berfikir runtut yang dikenal dengan silogisme.
1.2.
Rumusan
Masalah
Adapun
rumusan masalah yang akan dibahasa yaitu :
Apa
yang dimaksud dengan perngertian, kata, dan terminologi logika. Dengan demikian
kita akan mengetahui seberapa besar peranan logika yang akan kita gunakan dalam
kehidupan bersosial sehari-hari.
BAB. II
LANDASAN TEORITIS
Logika muncul bersama dengan
filsafat. Itu tidak berarti logika berdiri sendiri sebagai satu disiplin di
samping filsafat melainkan bahwa dalam filsafat Barat – sudah nyata pemikiran
yang logis. Untuk menetapkan dengan pasti kapan “hari lahir” logika tidak
mungkin. Umumnya diterima bahwa orang pertama yang melakukan pemikiran
sistematis tentang logika adalah filsuf besar Yunani Aristoteles (384-322 M).
menarik, karena Aristoteles sendiri tidak menggunakan istilah “logika”. Apa
yang sekarang kita kenal sebagai logika, oleh Aristoteles dinamakan “Analitika”
– penyelidikan terhadap argumentasi-argumentasi yang bertitik-tolak dari
putusan-putusan yang benar – dan “Dialektika” – penyelidikan terhadap
argumentasi-argumentasi yang bertitik-tolak dari putusan-putusan yang masih
diragukan.
“Logika’ bagi Aristoteles dan para
pengikutnya tidak dikategorikan sebagai satu ilmu di antara ilmu-ilmu yang
lain. Menurut Aristoteles “logika” adalah persiapan yang mendahului ilmu-ilmu.
Atau dapat dikatakan bahwa “logika” adalah alat (organon) untuk
mempraktikkan ilmu pengetahuan.
Orang pertama yang menggunakan
istilah “logika” adalah Cicero (abad pertama sebelum Masehi) tetapi dalam
pengertian “seni berdebat’. Di kemudian hari, yakni pada permulaan abad ketiga
masehi, Alexander Aphrodisias menggunakan istilah “logika” dengan arti yang
dikenal sekarang. Sampai berabad-abad lamanya pembicaraan mengenai logika tidak
mengalami perkembangan melainkan masih tetap sama seperti pada waktu
Aristoteles. Immanuel Kant (Abad XVIII) mengatakan logika tidak mengalami
perkembangan. Akan tetapi pada pertengahan abad XIX logika mengalami
perkembangan karena ada usaha dari beberapa tokoh yang mencoba menerapkan
matematika ke dalam logika.
Gejala itu kini dikenal sebagai saat munculnya logika
modern. Sejak saat itu logika
dibedakan menjadi logika tradisional/klasik dan logika modern
yang lazim dikenal sebagai logika matematika/simbolik.
Logika tradisional/klasik adalah
sistem ciptaan Aristoteles yang berfungsi untuk menganalisa bahasa. Sedangkan
logika modern berusaha menerapkan prinsip-prinsip matematik terhadap logika
tradisional dengan menggunakan lambang-lambang non-bahasa. Dengan demikian
keduanya berkaitan erat satu dengan yang lain. Oleh karena itu memahami kedua
macam logika dengan baik merupakan bantuan yang sangat besar dalam berpikir
yang teratur, tepat, dan teliti.
Logika modern dirintis oleh
orang-orang Inggris, antara lain A. de
Morgan (1806 – 1871), George
Boole (1815-1864), dan mencapai puncaknya dengan karya besar A. N. Whitehead dan Bertrand Russel “Principia
Mathematica”.
BAB.III
PEMBAHASAN
3.1 Definisi Logika
Secara
etimologis, logika adalah istilah yang dibentuk dari kata logikos
yang berasal dari kata benda logos. Kata logos, berarti sesuatu yang
diutarakan, suatu pertimbangan akal (pikiran), kata, percakapan, atau ungkapan
lewat bahasa. Kata logikos, berarti mengenal kata, mengenai percakapan
atau yang berkenaan dengan ungkapan lewat bahasa.
Dengan demikian, dapatlah dikatan bahwa logika adalah suatu pertimbangan
akal atau pikiran yang diutrakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa.
- Logika adalah
ilmu pengetahuan dan keterampilan berpikir lurus. Tt, (1999 :71)
- Logika
adalah suatau pertimbangan akal atau pikiran yang diatur lewat kata dan
dinyatakan dalam bahasa. Jan Hendrik Rapar, (1996 : 5)
- Logika
adalah ilmu dan kecakapan menalar, berpikir dengan tepat.W. Poespoprodjo,
Ek. T. Gilarso. (2006: 13)
- Logika
adalah suatu metode atau teknik yang diciptakan untuk meneliti ketepatan
nenalar. Soekadijo, (1983-1994: 3)
- Aristoteles : logika adalah
ajaran tentang berpikir yang secara ilmiah membicarakan bentuk pikiran itu
sendiri dan hukum-hukum
yang menguasai pikiran.(Harun, 1980) Surajiyo, Sugeng Astanto, Sri
Andiani(…..:10)
- William Alston : logika
adalah studi tentang penyimpulan, secara lebih ceramat usaha untuk
mennetapkan ukuran-ukuran guna memisahkan penyimpulan yang sah dan tidak
sah.Surajiyo, Sugeng Astanto, Sri Andiani(…..: 9)
Dalam buku Logicand Language of Education mantiq
disebut sebagai ‘penyelidikan tentang dasar-dasar dan metode-metode berfikir
benar.
Dalam kamus Munjid disebut sebagai hukum
yang memelihara hati nurani dari kesalahan dalam berfikir.
Kata logika
menurut kamus berarti cabang ilmu pengetahuan yang mengamati tentang
prinsip-prinsip pemikiran deduktif dan induktif. Kata logika menurut istilahnya
berarti suatu metode atau teknik yang diciptakan untuk meneliti ketepatan
penalaran. Maka untuk memahami apakah logika itu haruslah mempunyai pengertian
yang jelas tentang penalaran, penalaran adalah suatu bentuk pemikirann yang
meliputi tiga unsur, yaitu konsep pernyataan dan penalaran.
Logika
adalah bahasa Latin berasala dari kata “logos” yang berarti perkataan atau
sabda. Istilah lain digunakan sebagai gantinya adalah “mantiq”, kata Arab yang
diambil dari kata kerja “nathaqa” yang berarati berkata atau berucap. Dalam
bahasa sehari-hari kita sering mendengar ungkapan serupa: ‘alasannya tidak
logis’, ‘argumentasi logis’, ‘kabar itu tidak logis’. Yang dimaksud dengan
logis adalah masuk akal, dan tidak logis adalah sebaliknya.
Ilmu merupakan satu kata yang
memiliki banyak arti. Ilmu dapat diartikan sebagai sesuatu yang diketahui dan
yang dipercayai secara pasti dan sesuai dengan kenyataan yang muncul dari satu
alasan argumentasi dalil. Selain itu ilmu juga berarti gambaran yang ada pada
akal tentang sesuatu. Seperti kambing, kuda dan lain-lain. Jika kambing disebut
maka muncullah gambaran pada akal dengan sendirinya. Ilmu seperti ini disebut ilmu
tashawwur. Diantara fungsi ilmu ialah untuk menelusuri segala sesuatu itu
sesuai dengan kenyataannya atau tidak.
Pada dasarnya pengertian ilmu mantik
telah banyak didefinisikan oleh para Ulama’, dan pakar ilmu mantik dengan
pengertian yang beragam,
meskipun pada hakikat dan tujuannya adalah sama yaitu
mengungkapkan makna mantik sebagai suatu kata yang dibakukan untuk sebuah
disiplin ilmu. Ilmu mantik meruakan bahasa arab dan meruakan terjemahan dari
kata logika, oleh sebab itu ilmu mantik juga bisa disebut sebagai ilmu logika.
Dalam kaitaannya dengan pengertian ilmu mantik, seperti yang telah penulis
kutip dari bukunya Prof. Dr. H. Baihaqi A.K, yang berjudul “Ilmu Mantik”:
Teknik berfikir logik”, dalam bukunya tersebut, Baihaqi mengungkapkan
bahwasannya ilmu mantik adalah merupakan suatu ilmu yang membahas tentang
kaidah-kaidah yang dapat membimbing manusia dalam berfikir, supaya dapat
menghasilkan kesimpulan yang benar, sehingga dia terhindar dari kesalahan
berfikir, yang akhirnya menghasilkan kesimpulan yang salah dan keliru.
3.2 Logika dari Para Ahli
Dewasa
ini bidang penalaran logika telah banyak mendapat perhatian dari para pakar.
Diantara sekian banyak pakar itu adalah sebagai berikut :
a. Louis
O. Kattsoff (1987:28) Logika ialah ilmu pengetahuan mengenai penyimpulan yang
lurus. Ilmu pengetahuan ini menguraikan tentang aturan-aturan serta cara-cara
untuk mencapai kesimpulan, setelah didahului oleh suatu prangkat premise.
b. Jan
Hendrik Rapar (1996:10) “Logika adalah cabang filsafat yang mempelajari, menyusun, mengembangkan,
dan membahas asas-asas, aturan-aturan formal, prosedur-prosedur serta kriteria
yang sahih bagi penalaran dan penyimpulan
demi mencapai kebenaran yang dapat dipertanggungjawabkan secara
rasional”
c. E.
Sumaryono (1999:71) “Logika adalah ilmu pengetahuan dan keterampilan untuk
berpikir lurus”
d. Menurut
Irving M.Copy, Dalam Karyanya “Introduction To Logic”(1972), Logika Adalah
Penelaahan Mengenai Metode Dan Prinsip-Prinsip Yang Digunakan Untuk
Memperbedakan Penalaran Yang Baik Dalam Arti Benar Dari Penalaran Yang Jelek
Dalam Arti Tidak Benar.
e. Bakhtiar
(2004:212) Logika adalah sarana untuk berpikir sistematik, valid dan dapat
dipertanggungjawabkan. Karena itu, berpikir logis adalah berpikir sesuai dengan
aturan-aturan berpikir, seperti setengah tidak boleh lebih besar daripada satu.
f. Menurut
Mundiri dalam bukunya ‘Logika didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari
metode dan hukum-hukum yang digunakan untuk membedakan penalaran yang betul
dari penalaran yang salah.
g.
Menurut Sissane K.
Langer, Dalam Karyanya “An Introduction To Symbolic Logic”, Logic Is To The
Philosopher What The Telescope Is The Astronomer: An Instrument Of Vision “
Logic Is A Tool Of Philosophical Though As Mathematics Is A Tool Of Physics.
h.
Menurut The Liang Gie
dalam bukunya ‘Dictionary of Logic’ (kamus logika) menyebutkan : logika adalah
bidang pengetahuan dalam lingkungan filsafat yang mempelajari secara teratus
asas-asas dan aturan-aturan penalaran yang betul (correct reasoning).
Ada Pendapat Lain,
Logika Atau Berpikir Adalah Berbicara Dengan Diri Sendiri Dalam Batin, Yaitu
Mempertimbangkan, Merenungkan, Menganalisa Dan Membuktikan Sesuatu, Menunjukkan
Alas An-Alasannya, Menarik Kesimpulan, Meneliti Suatu Jalan Pikiran, Mencari
Bagaimana Berbagai Hal Itu Berhubungan Satu Sama Lain.
BAB. IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kata
Logika menurut kamus berarti
cabang ilmu pengetahuan yang mengamati tentang prinsip-prinsip pemikiran
deduktif dan induktif.
Kata
Logika menurut istilahnya berati
suatu metode atau teknik yang diciptakan untuk meneliti ketepatan penalaran.
Dari Segi etimologi (pengertian), Logika berasal dari kata Yunani
kuno ‘Logos’ yang berati hasil pertimbangan akal pikiran yang diutarakan lewat
kata dan dinyatakan dalam bahasa. sebagai Ilmu, Logika disebut dengan logike
episteme (Latin : Logica Scientie) atau ilmu logika (ilmu pengetahuan) yang
mempelajari kecakapan untuk berfikir secara lurus, tepat, dan, teratur. Istilah
lain digunakan sebagai gantinya adalah mantiq, kata Arab yang diambil dari kata
kerja ‘nathaqa’ yang berati berkata atau berucap.
Dalam buku Logicand Language of Education mantiq
disebut sebagai ‘penyelidikan tentang dasar-dasar dan metode-metode berfikir
benar.
Dalam kamus Munjid disebut sebagai hukum
yang memelihara hati nurani dari kesalahan dalam berfikir.
Dari segi
terminologi, Logika merupakan sebuah ilmu pengetahuan dimana obyek materialnya
adalah berpikir (khususnya penalaran/proses penalaran) yang ditinjau dari segi
ketepatannya.
Dalam
keterangan lain disebutkan bahwa perkataan logika adalah berasal dari kata
sifat’Logike’ (bahasa Yunani) yang berhubungan dengan kata benda logos, yang
artinya pikiran atau kata sebagai pernyataan dari piokiran itu. Hal ini
menunjukkan adanya hubungan erat antara pikiran dan kata yang
merupakan
pernyataanya dalam bahasa. Jadi, Logika adalah ilmu yang mempelajari pikiran yang
dinyatakan dalam bahasa.
Menurut irving M.Copy, dalam karyanya ‘Introduction to
logic’ (1972), Logbika adalah penelaahan mengenai metode dan prinsip-prinsip
yang digunakan untuk memperbedakan penalaran yang baik dalam arti benar dari
penalaran yang jelek dalam arti tidak benar.
Menurut Aristoteles, mengartikan lpogika sebagai alat
bagi seluruh ilmu pengetahuan. Pada masa Aristoteles logika masih disebut
dengan analitica, yang secara
khusus meneliti berbagai argumentasi yang berangkat dari proposisi yang benar,
dan dialektika yang secara
khusus meneliti argumentasi yang berangkat dari proposisi yang masih diragukan
kebenarannya. Inti dari Logika Aristoteles adalah silogisme (deduktif).
Menurut
Sissane K. Langer, dalam karyanua ‘An Itroduction To Symbolic logic’ (Sebuah
Pengantar Untuk Logika Simbilok), Logika adalah filsuf teleskop adalah astronom
: instrumen visi ‘Logika adalah alat filosofis meskipun sebagai matematika alat
fisika).
Menurut The
Liang Gie dalam bukunya ‘Dictionary of Logic’ (kamus logika) menyebutkan :
logika adalah bidang pengetahuan dalam lingkungan filsafat yang mempelajari
secara teratus asas-asas dan aturan-aturan penalaran yang betul (correct reasoning).
Dari uraian di atas dapat
disimpulkan bahwa ilmu mantiq atau logika adalah ilmu tentang kaidah-kaidah
yang dapat membimbing manusia ke arah berfikir secara benar yang menghasilkan
kesimpulan yang benar sehingga ia terhindar dari berfikir secara keliru yang
menghasilkan kesimpulan salah. Hal ini tentunya disebabkan bahwa dalam
berfikir, manusia tidak selalu benar.
Daftar
Pustaka
http://satuhati-satukisah.blogspot.com/2013/05/pengertian-pembagian-sejarah-dan.html
http://dausmaczman.blogspot.com/2013/12/konsep-dasar-logika_25.html
http://definisimu.blogspot.com/2012/10/definisi-logika.html